aku memiliki banyak cara untuk menunggumu, salah
satunya meracik secangkir teh di pagi hari. apa kau ingat jumlah hari yang
telah kau bawa pergi? sejumlah itulah teh yang berhasil kuracik sendiri. orang
bilang, akulah peracik teh handal itu. sebutan yang membuatku geli. kau tahu
mengapa? karena orang hanya melihat jumlah teh yang kuracik berdasarkan jutaan
detik yang kulewati. sedangkan perihal rasa mereka tak tahu. hanya kau yang
boleh tahu. pun hanya kau yang pantas menilai sebutan itu cocok atau tidak
untukku. jadi jika kelak kau pulang, kusajikan padamu racikan teh yang paling
akhir. sebab di sanalah terkabul segala pengharapan tentang kepulanganmu.
surabaya,
13/9/2017
0 comments:
Posting Komentar