Sebenarnya ada banyak puisi yang terhimpun dalam antologi Sajak Mendayu tahun 2015, mengingat antologi ini adalah kumpulan puisi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya angkatan 2014 yang mengambil matakuliah Apresiasi Puisi. Beberapa puisi saya juga ada dalam antologi ini, tetapi saya ingin menampilkan satu puisi saja yang paling mirip dengan judul antologi yang tertera pada sampul. Mendayu.
PURNAMA
di samping gardu penjual es batu malam itu
saat segalanya berjalan sederhana
saat celetukku lepas, apa kau tahu bagaimana caranya memeluk rembulan?
lalu kau menjawab tanya, mengapa harus memeluk jika memandangnya saja sudah begitu indah?
luruh
runtuh
jatuh segalaku